Selasa, 29 April 2014






1 Mei merupakan salah satu hari yang bersejarah di Tanah Papua yang tidak boleh dilupakan dan dihilangkan oleh masyarakat di Papua. Tepat pada tanggal 1 Mei 1963 merupakan peristiwa bersejarah bagi rakyat Papua dan bagi Indonesia pada umumnya. Peristiwa tersebut yaitu proses Kembalinya Irian Barat (Papua) ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang diambil alih langsung oleh pemerintah Indonesia melalui prosedur yang sah dan demokratis serta diterima oleh hukum Internasional.
Sejak oktober 1962, bendera PBB berkibar dan berdampingan dengan sang merah putih. Namun pada tanggal 1 Mei 1963 bendera PBB diturunkan dan sang merah putih tetap berkibar sampai saat ini di Papua. Hal itu berarti bahwa kembalinya Papua Barat/Irian Barat telah final dengan adanya resolusi PBB yang dicetuskan dalam perjanjian New York tanggal 15 Agustus 1962.
Sesuai dengan perjanjian New York bahwa hak menentukan nasib sendiri penduduk Irian Barat telah dilaksanakan melalui Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) yang dilaksanakan pada tanggal 14 Juli hingga bulan Agustus 1969 yang menyatakan bahwa penduduk Irian Barat tetap bagian yang tak terpisahkan dari bingkai NKRI.
Hasil dari Pepera yang menunjukan semuanya memilih dan menentukan, bahwa Irian Barat tetap berada dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan selanjutnya PBB dalam sidang Majelis Umumnya tanggal 19 November 1969 telah mengeluarkan resolusi PBB Nomor 2504 yang menegaskan pengakuan PBB atas kedaulatan NKRI, termasuk Irian Barat di dalamnya, maka Pepera tersebut merupakan keputusan yang sudah final dan sah menurut hukum internasional
Diharapkan kepada seluruh rakyat di Papua khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya jangan sekali-kali melupakan sejarah yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena sejarah ini merupakan bukti secara de facto maupun de jure tentang kembalinya Papua kedalam Negara Kesatuan republik Indonesia.

Jumat, 25 April 2014

Puncak Jaya (25/04) – Siang ini sekitar pukul 14.30 WIT telah terjadi kontak senjata antara Satuan Tugas Pengamanan TNI AD dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Pos Gurage Kab. Puncak Jaya Papua. Kontak senjata ini bermula dari KKB yang menembak Satuan Pengamanan yang sedang melaksanakan pengamanan di wilayah Pos Gurage Kab. Puncak Jaya.
Dari pihak TNI membalas tembakan sebagai upaya untuk membela diri dari serangan KKB tersebut. Aksi penembakan dari kelompok kriminal bersenjata ini sudah diluar batas, mereka telah merusak suasana damai di Papua. Mereka telah membuat masyarakat di daerah sekitar menjadi resah dan tidak nyaman karena ulah kriminal mereka.

Sementara sampai saat ini dari pihak aparat keamanan masih melakukan pengejaran dan penyisiran terhadap kelompok keriminal bersenjata tersebut.

Rabu, 09 April 2014

Batalyon Infanteri (Yonif) 751/Raider berhasil mencegah aksi separatis dari kelompok sipil bersenjata di Kampung Irimuli Kabupaten Puncak Jaya yang akan menggagalkan pesta demokrasi pemilu di hari ini rabu (9/4/2014).
Keberhasilan ini juga berkat bantuan dari warga setempat yang melaporkan kepada Satuan tugas (Satgas) pengamanan Pemilu Yonif 751/R pada hari Sabtu 5 April 2014 tentang ancaman yang dilakukan oleh pihak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kepada warga setempat untuk menggagalkan jalannya Pemilu legislatif 2014 yang dilaksanakan hari ini.
Untuk mengantisipasi upaya KKB menggagalkan Pemilu, maka tadi pagi sekitar pukul 06.00 WIT Satgas pengaman Pemilu Yonif 751/R melaksanakan pengamanan Pemilu di beberapa titik yang berada di wilayah Kampung Irimuli komplek. Pada pukul 08.05 WIT tim pengamanan Pemilu mendapat gangguan tembakan dari KKB yang berjumlah 7 orang, kemudian tim pengamanan melakukan tembakan balasan.
Tindakan yang dilakukan tim pengamanan Pemilu dari Yonif 751/R ini sudah sesuai dengan penekanan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Drs. Christian Zebua, M.M., bahwa “jika ada masyarakat sipil bersenjata yang mengganggu warga agar ditindak tegas sesuai dengan hukum dan aturan yang berlaku di negara ini”.
Dari aksi baku tembak antara KKB dan tim pengamanan pemilu Yonif 751/R, Yonif 751/R berhasil melumpuhkan 1 orang KKB yang membawa senjata laras panjang dengan jenis SS1 R5 sementara 6 orang lainnya kabur melarikan diri ke hutan., tim pengamanan Pemilu Yonif 751/R juga berhasil mendapatkan senjata dan 17 butir munisi serta sebuah magazen.
Untuk korban diserahkan kepada pihak Kepolisian untuk diproses lebih lanjut.

Senin, 07 April 2014

Sabtu (5/4/2014), telah terjadi pengibaran bendera bintang kejora dan penembakan terhadap Kepala Polisi Resort (Kapolres) Jayapura, AKBP Alfred Papare dan Anggota Kodim 1701/Jayapura Serma Tugino di wilayah perbatasan Skouw, Distrik Muara Tami, Jayapura pukul 05.30 WIT.
Aksi tersebut diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Mathias Wenda. Kelompok ini menggunakan senjata api dan bukan rakitan. Mereka juga melakukan aksi blokade jalan, pembakaran, dan penembakan terhadap tower perbatasan Republik Indonesia (RI) – Papua New Guinie (PNG).
Kemungkinan  aksi ini untuk mengganggu keamanan menjelang pemilu legislatif 2014 dan untuk memprovokasikan masyarakat Papua untuk tidak mencoblos.

Sampai saat ini aparat keamanan dari TNI/Polri masih melakukan pengejaran terhadap kelompok kriminal tersebut dan berupaya untuk membuat kondisi di wilayah perbatasan kembali menjadi kondusif agar tidak menghambat aktifitas masyarakat yang ada di sana.

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

Followers

Blogger news

Featured Posts Coolbthemes

Video

Popular Posts

Our Facebook Page