Senin, 22 Juni 2015



Benny Wenda yang lahir di Lembah Baliem 41 tahun silam merupakan salah satu tokoh politik Papua Merdeka yang sampai saat ini masih aktif dalam melakukan lobby-lobby politik internasional untuk mencari dukungan atas kemerdekaan Papua Barat.
Benny Wenda mempunyai peran penting dan masih dipercaya dalam mengendalikan perpolitikan di Papua untuk Papua Merdeka. Namun perlu diketahui bahwa apa yang dilakukan selama ini oleh Benny Wenda di Inggris hanya merupakan kegiatan fiktif dengan cara memutar balikan fakta untuk mempengaruhi opini publik masyarakat Papua yang mana semua itu hanya untuk mencari keuntungan pribadi.
Penilaian dari masyarakat Papua terhadap Benny Wenda dengan apa yang dilakukan olehnya berbanding terbalik, karena Benny Wenda di Inggris hanya mementingkan dirinya sendiri dan keluarganya dan berfoya-foya menggunakan uang rakyat yang berhasil dihasut olehnya.
Pria kelahiran Lembah Baliem ini mempunyai beberapa kisah masa lalu sebagai pemberontak, diantaranya yaitu :
1.    Benny Wenda pernah terlibat sebagai koordinator aksi penyerangan terhadap Polsek Abepura pada 7 Desember 2000 yang mengakibatkan 1 orang anggota Polsek Abepura meninggal dunia dan beberapa orang lainnya mengalami luka-luka.
2.    Pada tahun 2011 Benny Wenda masuk dalam daftar Red Notice Interpol karena melarikan diri dari LP Abepura.
3.    Pada bulan Desember 2014 Benny Wenda menghadiri pertemuan para pemimpin OPM di Port Villa Vanuatu dengan hasil membentuk badan baru ULMWP sebagai wadah memperjuangkan Papua masuk dalam keanggotaan MSG.
ULMWP saat ini sudah pecah dan Benny Wenda juga tidak diakui oleh NRFPB karena Edison Waromi yang ikut menandatangani deklarasi Saralana di Port Villa Vanuatu tidak meminta ijin kepada Forkorus Yoboisembut selaku Presiden NRFPB.
Ada beberapa link up yang dimiliki oleh Benny Wenda dengan kelompok GSB/P yang diantaranya yaitu  WPNCL, PNWP dan KNPB.
Pada tahun 2012 Benny Wenda sempat membuat strategi diplomasi untuk mencari simpati Internasional dalam rangka menyuarakan kemerdekaan Papua. upaya yang dilakukan yaitu melakukan pendekatan ke AS, melakukan freedom tour pada tahun 2013, dan membuka kantor pusat Free West Papua di Oxford Inggris untuk mengakomodir suara rakyat Papua.
Sampai saat ini Benny Wenda masih eksis menyuarakan Kemerdekaan Papua ke Dunia Internasional untuk mencari dukungan dan simpati dari negara-negara lain.

Kamis, 11 Juni 2015



Kelompok kriminal bersenjata di Papua kembali lagi berulah, namun kali ini mereka tidak menyerang aparat keamanan melainkan menyerang masyarakat sipil. Kelompok kriminal bersenjata yang dipimpin oleh Geo Malam dari kelompok Enden Wanimbo ini menyandera 8 orang karyawan PT As Jaya di Kabupaten Lanny Jaya pada hari Rabu kemarin (10/6). 

Kronologi Kejadian  

Aksi penyanderaan ini bermula saat 8 orang karyawan PT As Jaya melakukan survey proyek pekerjaan infrastruktur jalan di Distrik Balingga. Diduga mereka melakukan penyanderaan karena kehabisan logistik. Mereka menyandera masyarakat untuk meminta bantuan logistik berupa makanan karena kebutuhan logistik mereka dihutan sudah habis.
Masyarakat sangat kecewa dengan aksi penyanderaan yang dilakukan oleh kelompok tersebut, karena akan membuat masyarakat lainnya merasa takut dan suasana pun menjadi tegang.
Adapun nama-nama 8 orang yang disandera yaitu :
1.    Daniel Duma (36)
2.    Soni Barama (22)
3.    Suryanto Saraba (30)
4.    Desri Pailin (22)
5.    Danunan/Danias Puya
6.    Giriton Tabuni (24)
7.    Biasa Tabuni (23)
8.    1 orang belum diketahui identitasnya

Sampai saat ini pihak Kepolisian masih terus menyelidiki kasus penyanderaan ini dan berusaha untuk membebaskan 8 orang yang disandera tersebut.

Senin, 01 Juni 2015

Dalam pandangan masyarakat di wilayah tengah sampai ke barat Indonesia bahwa orang Papua masih dalam keadaan tertinggal, sehingga sering kali mereka salah dalam memberikan penilaian terhadap orang asli Papua.

Di Papua saat ini proses pembangunan sudah semakin maju dan berkembang serta masyarakatnya pun sudah bukan seperti yang dulu yang mayoritasnya tinggal di honai (rumah adat Papua) dan menggunakan koteka (pakaian adat Papua).

Masyarakat di Papua sebagian besar sudah mengenal dunia perkotaan, dan bahkan hampir semua wilayah di Papua sudah di duduki oleh masyarakat pendatang dari berbagai daerah di Indonesia.


Dengan banyaknya masyarakat pendatang yang telah berdiam di Papua, sehingga proses pembangunan yang berjalan di Papua dapat berjalan dengan cepat. Selain itu masyarakat pendatang yang ada di Papua juga diberikan lahan oleh orang asli Papua untuk bercocok tanam sehingga hasil pertanian di Papua juga cukup berkembang dengan baik.
Orang Papua juga merupakan Warga Nasional Indonesia (WNI), sehingga tidak ada kata perbedaan antara suku-suku yang lain dengan suku di Papua karena kita merupakan saudara sebangsa dan setanah air. Oleh sebab itu, bagi semua masyarakat pendatang yang sudah beranak cucu hidup di Papua jadikanlah orang Papua itu sebagai saudaramu sebagai wujud damai sesama warga Indonesia.
Jika kita hidup di Papua, maka marilah kita saling merangkul dan bergandengan tangan untuk menciptakan suasana yang damai dan tentram di bumi cenderawasih. Karena yang berambut keriting kulit hitam dan yang berambut lurus kulit putih kita semua sama-sama bersaudara. (Era)

Salam Damai Papua

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

Followers

Blogger news

Featured Posts Coolbthemes

Video

Popular Posts

Our Facebook Page