Kamis, 27 Agustus 2015

Masalah Papua merdeka sampai saat ini masih menjadi keinginan sekelompok kecil orang-orang asli Papua yang berbeda pandangan dengan NKRI, sehingga mereka terus melakukan berbagai cara dan upaya untuk mencapai keinginan mereka.
Saat ini jaman sudah semakin canggih, kelompok yang menginginkan Papua merdeka bukan hanya melakukan aksi mereka melalui perang nyata tetapi juga memalui perang dunia maya. Oknum-oknum yang melakukan perang di dunia maya sebagian besar merupakan mahasiswa-mahasiswa asli Papua.
Mereka berusaha menyuarakan aspirasi mereka melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, dan juga Blog-blog pribadi buatan mereka sendiri. Dalam media sosial milik mereka, sering kali dilontarkan berita-berita yang menyudutkan aparat keamanan yang bertugas di Papua. Selain itu mereka juga selalu memutar balikan fakta setiap kali ada kejadian-kejadian yang menewaskan orang asli Papua.
Bukan hanya itu saja, tetapi foto-foto yang dimasukan kedalam akun media sosial mereka juga merupakan foto-foto yang telah diedit oleh mereka sendiri. Jika hal seperti ini dibiarkan maka semakin banyak akun-akun media sosial dari kelompok berseberangan yang terbit untuk menghasut masyarakat Papua lainnya yang setia kepada NKRI.
Cara untuk melawan akun-akun facebook yang dibuat oleh kelompok Papua merdeka tersebut yaitu dengan melakukan Hack terhadap akun media sosial mereka.
Ada salah satu akun yang berhasil diambil alih, yaitu akun milik kelompok KNPB. Foto profile yang digunakan oleh kelompok berseberangan dalam akun media sosial mereka pasti merupakan foto-foto yang berlawanan dengan NKRI yang bersifat mendukung Papua Merdeka. Sehingga dalam mengatasinya yaitu dengan mengganti foto profil milik mereka dengan foto yang mengarah ke NKRI.
Jika semakin banyak akun dari kelompok Papua merdeka yang dihack, maka kita juga telah berjuang dalam membantu mempertahankan kedaulatan NKRI dengan mengurangi aksi-aksi yang tidak bertanggung jawab di media sosial oleh kelompok yang berseberangan.

Kamis, 20 Agustus 2015

Genoside merupakan salah satu dari empat pelanggaran HAM berat dalam yurisdiksi International Criminal Court (https://id.wikipedia.org/wiki/Genosida). Masalah genoside ini sempat menjadi tudingan bagi masyarakat pendatang dan juga aparat keamanan yang berada di Papua.
Masyarakat Papua yang tergabung dalam organisasi separatis Papua sering mengatakan bahwa aparat keamanan dan juga masyarakat pendatang yang ada di Papua berusaha memusnahkan Orang Asli Papua (OAP) dengan cara kekerasan. Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak benar dan tidak terbukti.
Pemusnahan etnis di Papua sebenarnya itu tidak benar, karena ada sebagian besar orang asli Papua yang melarikan diri dan mengungsi ke Papua New Guinie (PNG) akibat dari konflik masalah Papua merdeka pada tahun 1970-an hingga 1985.
Ada salah satu mantan OPM yang mengungsi di PNG mengatakan bahwa mereka tidak memiliki jaminan apa-apa untuk kembali ke Papua karena sebagian besar tetangga-tetangga mereka munuduh mereka sebagai penghianat bangsa. Selain itu mantan OPM itu juga mengatakan bahwa mereka sudah tidak lagi memiliki tanah dan harta di Papua dan pemerintah juga mereka sebagai musuh negara.
Mantan OPM itu takut kembali ka Papua karena dia juga takut mati sehingga memutuskan untuk  mengungsi di PNG daripada kembali ke Papua dan mati di tangan saudara mereka sendiri.
Dia juga mengatakan bahwa sebenarnya genoside di Papua itu tidak benar, tetapi memang hampir sebagian besar orang asli Papua yang menginginkan Papua merdeka namun tidak berhasil sehingga melarikan diri dan mengungsi di PNG karena merasa takut di tanah mereka sendiri.
Mereka sudah tidak mau lagi memikirkan politik yang sudah semakin tidak jelas arahnya dan belum tentu generasi berikutnya juga sependapat dengan mereka.
Status orang asli Papua yang mengungsi di PNG juga sebenarnya tidak jelas karena mereka tidak mempunyai kewarganegaraan dan sudah tidak punya niat lagi untuk kembali ke Indonesia. Namun dalam hal ini pemerintahan PNG juga tidak memberikan kesejahteraan bagi mereka sehingga menimbulkan kesengsaraan bagi kehidupan mereka sendiri yang berada di PNG.
Jadi pada intinya kasus genoside di Papua itu tidak ada dan tidak benar informasi yang disampaikan media abal-abal. Tidak ada kasus kekerasan atau pembantaian yang dilakukan oleh aparat keamanan di Papua untuk memusnahkan orang asli Papua di tanah mereka sendiri.
Jumlah penduduk mereka semakin berkurang karena memang mereka yang melarikan diri dari daerah perbatasan Papua ke negara tetangga yaitu PNG. Selain itu masyarakat pendatang yang berada di Papua juga tidak pernah mengganggu kehidupan orang asli Papua, apalagi sampai memusnahkan etnis mereka, itu sangat tidak mungkin.
Pada dasarnya masyarakat pendatang yang berada di Papua hanya ingin merantau untuk merubah kehidupan mereka, tidak ada niat ataupun rencana untuk menghilangkan etnis orang asli Papua.

Jadi permasalahan genoside di Papua itu hanya isu dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang ingin mengadu domba antara masyarakat pendatang, aparat keamanan, dan orang asli Papua untuk kepentingan mereka sendiri.

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

Followers

Blogger news

Featured Posts Coolbthemes

Video

Popular Posts

Our Facebook Page