Situasi dan kondisi di Tolikara saat ini
sudah kondusif dan kerukunan antar umat beragama yang berada di Tolikara pun
sudah terlihat kembali seperti biasa. Sehingga kejadian yang telah terjadi di
Tolikara beberapa pekan lalu tidak menimbulkan aksi balas dendam.
Kejadian yang terjadi di Tolikara pada
saat Hari Raya Idul Fitri tersebut mendapat sorotan hebat dari berbagai pihak
di tanah air dan bahkan sampai ke luar negeri, sehingga menjadi masalah penting
bagi kita semua yang ada di Indonesia dalam menyikapi kejadian tersebut. Hal
tersebut dikarenakan kasus di Tolikara ada unsur agama yang mana dinegara
Indonesia sangat terkenal dengan toleransi agamanya yang kuat.
Dari kejadian yang memicu konflik antara
umat Nasrani dan umat Islam di Tolikara ini dicurigai bukan hanya orang
Indonesia yang menjadi pemicu konflik, namun ada unsur campur tangan orang
asing yang ikut mengobok-obok umat Nasrani untuk membuat onar di Tolikara.
Saat ini dari Pihak Kepolisian sudah mengamankan
dua orang porvokator yang merupakan aggota dari Gereja Injili Di Indonesia
(GIDI) dengan inisial AK dan YW. Dua orang
tersebut merupakan pemicu dan dalang dari terjadinya kasus pelemparan batu dan
pembakaran kios-kios saat pelaksanaan Sholat Idul Fitri di Tolikara pada 17
Juli 2015 kemarin.
Diindikasikan dalam
kejadian di Tolikara ini ada campur tangan dari pihak asing yang ingin memecah
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di tanah Papua. Hal ini
harus segera diselidiki oleh aparat keamanan, dan jika memang terbukti ada
campur tangan dari pihak asing agar ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku.
Kita sebagai warga
Indonesia jangan mudah terprovokasi oleh pihak asing yang mempunyai kepetingan
di negara kita sehingga mudah untuk menjadi provokator di Indonesia.
Orang asing akan
menjadi benalu dan perusak di Indonesia karena kepentingan pribadi negara
mereka. sehingga hal ini harus kita waspadai dan jangan mudah terkecoh dengan
aksi-aksi negatif dari mereka.