“Hitam kulit kering rambut, aku Papua” pastinya bagi kita anak-anak Papua sudah tidak asing lagi mendengarkan lirik lagu tersebut yang sering dinyanyikan oleh Edo Kondologit. Kulit yang hitam dan rambut yang keriting itulah ciri khas dari kami anak-anak asli Papua. Dengan dilahirkan seperti itu, maka tidak terlihat perbedaan diantara kita sesama anak Papua.
Meskipun terlahir dengan
kulit yang hitam dan rambut yang keriting, namun itu tidak membuat kita merasa
berbeda dengan anak Indonesia lainnya. Karena kita merasa bahwa kita sesama
Anak Indonesia yang terlahir di Tanah Merah Putih.
Menjadi anak Papua merupakan
kebanggan tersendiri bagi kami, dan menjadi anak Indonesia merupakan kebanggan
bersama bagi kita semua sesama anak indonesia tentunya. Kami bangga terlahir di
Tanah Papua karena setiap kami berada di Tanah rantauan seperti di Jawa ataupun
kota besar lainnya, kami selalu menjadi sorotan karena memang kami sangat mudah
untuk dikenal sebagai anak dari timur Indonesia (Papua).
Kulit memang hitam, namun hati kami bersih dan rambut memang
keriting, namun jalan hidup kami lurus
sesuai dengan aturan dan norma-norma kehidupan yang berlaku. Namun dibalik
semua itu juga tidak menghilangkan kami dari kesalahan karena kami pun hanya
manusia biasa seperti halnya manusia lainnya. Di tanah Papua kita selalu
diajarkan untuk saling merangkul antara satu suku dengan suku yang lain dengan
adat ataupun tradisi di tanah kami seperti melakukan acara bakar batu (barapen) yang dapat mempererat tali
persaudaraan diantara kami.
Sebagian besar masyarakat di
kota-kota besar beranggapan bahwa kami orang Papua adalah orang-orang yang
kasar dan kejam. Namun itu tidak sesuai dengan kenyataan seperti yang ada di
bumi cenderawasih. Paras kami boleh terlihat kejam, namun hati kami tak sekejam
itu. Buktinya di bumi cenderawasih tanah kelahiran kami tidak pernah ada
preman, perampok, pemalakan ataupun mutilasi seperti halnya yang terjadi di
kota-kota besar.
Tanah Papua selalu
mencipatakan kondisi yang aman dan tentram sehingga hidup kami pun selalu
merasa aman berada di tanah kelahiran kami sendiri. Jika ada masyarakat
pendatang yang datang dari kota-kota lain pun selalu kami terima dengan hormat
dan penuh dengan penghargaan karena mereka mau menginjakan kaki di tanah Papua.
Jika masyarakat di kota-kota
lain menilai kami dari kulit luar, maka seperti itulah kami, berkulit hitam,
berambut keriting dan berparas sangar. Namun jika mereka ingin menilai kami
dari dalam, maka jangan pernah merasa canggung bergaul dan berjabat tangan
dengan kami. Maka dari situlah kalian akan tahu bagaimana lembutnya hati kami
anak-anak Papua yang mencintai kedamaian dan persaudaraan.
http://jakarta.kompasiana.com/sosial-budaya/2014/09/03/dibalik-kulit-hitam-dan-rambut-keriting-685189.html
0 komentar:
Posting Komentar