Minggu, 31 Agustus 2014

Mengawali tulisan ini, penulis ingin mengingatkan sedikit pesan singkat sang proklamator kemerdekaan kita, bapak Ir. Soekarno.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya”.
Ya, sebagaimana dipesankan oleh beliau, memang benar bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai jasa para pahlawannya. Bagaimana tidak, seandainya bukan karena jasa mereka, tentunya hingga hari ini kita belum mampu menghirup nafas kemerdekaan. Perjuangan para pahlawan bukanlah sekedar dengan hasrat dan kata-kata, perjuangan mereka diwarnai dengan penuh duka dan cita. Perjuangan mereka dipenuhi dengan pengorbanan harta, jiwa dan raga.
Hari ini, kita merasakan kebebasan dari penjajahan berkat jasa para pahlawan. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita senantisa mengenang jasa mereka. Kisah heroik mereka, tak akan pernah lekang oleh waktu. Setiap kata-kata perjuangan yang mereka gelorakan, akan selalu mampu membuat kita tergugah dari jiwa yang lesu. Kisah perjuangan mereka, sudah selayaknya menjadi tauladan dan pemicu bagi kita untuk hidup dengan penuh semangat.

“Jangan sanjung aku, tetapi teruskanlah perjuanganku”.
Begitulah salah satu pesan yang disampaikan oleh pahlawan nasional kita dari timur Indonesia, Silas Ayari Donari Papare.
Begitu singkat, namun memiliki makna yang luas dan mendalam.

Kisah singkat Papua dahulu kala.
Kehidupan Papua, tidak jauh berbeda dengan wilayah-wialayah Indonesia yang lainnya. Dahulu kala, Papua tidak lekang dari penjajahan Kolonial Belanda dalam beberapa waktu yang tidak sebentar. Bahkan, ketika kemerdekaan sudah diraih Indonesia dan dinyatakan dengan resmi pada tanggal 17 Agustus 1945 pun, Papua masih harus meneruskan perjuangannya, bangkit dari penjajahan Kolonial Belanda yang tidak mau beranjak pergi.
Sejak Proklamasi kemerdekaan, berbagai perjanjian telah disepakati oleh Indonesia dengan Belanda. Perjanjian Linggarjati misalnya, namun tak mampu ditepati oleh pihak Belanda. Begitu juga dengan Konferensi Meja Bundar (KMB) yang berlangsung di Den Haag tahun 1949, yang secara khusus membahas masalah Papua. Belanda lagi-lagi tak mampu menepati perjanjian yang telah disepakati.
Kala itu, melihat bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke yang terus bergelora memperjuangkan kemerdekaan  secara penuh dari penjajahan, ternyata membuat sang kolonialpun khawatir. Belanda menyadari bahwa ia tak akan mampu selamanya mempertahankan penjajahannya yang saat itu menduduki wilayah Papua.
Dilandasi kekhawatiran tersebut, Belanda mulai berfikir untuk segera meninggalkan wilayah Papua. Namun sayangnya, rencana kepergiannya tanpa diiringi dengan pesaaan yang ikhlas. Dengan rencana piciknya, Belanda mulai menanamkan benih benalu di Papua. Sejak saat itulah sejarah terbentuknya negara boneka yang dirancang Belanda dimulai. Belanda dengan tanpa rasa malu seolah-olah ingin menjadi pahlawan kesiangan bagi bangsa Papua. Belanda mulai membentuk negara khayalannya di atas negara yang merdeka. Dengan semua itu, hingga kini dampak negatif dari negara boneka kahayalan tersebut ternyata berhasil menyisakannya hingga sekarang. Negara boneka yang dirancang Belanda telah mampu mencuci otak sekelompok kecil warga Papua untuk meneriakkan kemerdekaan di atas kemerdekaan, memperjuangkan penghirupan nafas yang bebas di atas melimpah dan segarnya udara kebebasan di tanah Papua.

Perjuangan Pahlawan Papua Silas Ayari Donari Papare.
Papua hari ini, merupakan generasi muda sebagai penerus para pendahulunya. Papua hari ini, merupakan hasil perjuangan para pahlawannya.
Silas Ayari Donari Papare yang biasa lebih dikenal dengan panggilan Silas Papare, merupakan salah satu generasi pendahulu sekaligus pahlawan Indonesia khususnya untuk wilayah Papua. Beliau dilahirkan di Serui, Papua, 18 Desember 1918 dan meniggal di Serui pula pada tanggal 17 Maret 1978.
Bertolak dari sejarah singkat Papua yang telah ditulis sebelumnya, telah tercatat dalam sejarah kegigihan beliau dalam memperjuangkan kemerdekaan Papua. Beliau bersama para pahlawan, baik yang berasal dari Papua ataupun wilayah Indonesia lainnya, telah berjuang sekuat tenaga untuk mengusir penjajahan kolonial Belanda yang tidak rela untuk pergi. Setidaknya, dalam sejarah yang banyak ditulis, beliau tercatat pernah masuk penjara Belanda karena telah mempengaruhi batalyon Papua untuk memberontak. Selain itu, beliau juga pernah mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII) dan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta pada tahun 1949, dalam upayanya membebaskan diri sepenuhnya dari penjajahan. Kemudian, beliau juga terkenal dalam semangatnya untuk mengadakan perang terbuka dengan Belanda kala itu, sebelum akhirnya Belanda menyatakan siap pergi dari Papua. Pada tahun 1962, beliau juga tercatat menjadi salah satu perwakilan delegasi Republik Indonesia untuk penandatanganan penyerahan Papua oleh Belanda, yang pada akhirnya mendapatkan pernyataan resmi dalam New York Agreement pada tahun 1963, bahwa Papua merupakan bagian dari Indonesia.
Begitulah perjuangan salah satu pahlawan kita Silas Ayari Donari Papare dalam memperjuangkan kemerdekaan Papua dari penjajahan. Walaupun beliau telah banyak berkorban dan berjasa, namun beliau tidak mengharapkan apapun dari kita untuk berbalas budi. Dengan penuh makna yang terkandung, beliau telah menasehati kita dalam ucapannya, “jangan sanjung aku tetapi teruskanlah perjuanganku”.
Dengan semua itu, marilah kita menyambut ajakan dan permintaan beliau, marilah kita bersama-sama melanjutkan perjuangan yang telah beliau perjuangkan. Mari kita makmur dan sejahterakan bangsa Indonesia secara umum, dan Papua secara khususnya. Mari kita bangun Papua, bukan merusak Papua. Mari kita tanamkan pemikiran-pemikiran optimis, bukan pemikiran-pemikiran yang merusak dan menghambat kemajuan Papua. Sudah saatnya kita berusaha dan berkerja bersama-sama mewujudkan semua itu. Mari kita ajak sebagian kecil saudara-saudara kita yang masih terinfeksi penyakit negara boneka buatan sang kolonial, untuk segera sadar dan merapatkan barisan dalam membangun Papua. Penulis yakin, kitorang (kita orang – bahasa logat Papua) semua bisa mewujudkan semua itu.

Salam damai untuk Silas Ayari Donari Papare sang pahlawan Indonesia dari timur yang sudah beristirahat di alam sana. Salam damai untuk para pecinta Papua dan Indonesia.
http://sejarah.kompasiana.com/2014/09/01/jangan-sanjung-aku-tetapi-teruskanlah-perjuanganku-silas-papare-pahlawan-dari-timur-indonesia-684698.html

0 komentar:

Posting Komentar

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

Followers

Blogger news

Featured Posts Coolbthemes

Video

Popular Posts

Our Facebook Page