Mengawali
tulisan ini, penulis ingin mengingatkan sedikit pesan singkat sang proklamator
kemerdekaan kita, bapak Ir. Soekarno.
“Bangsa
yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya”.
Ya,
sebagaimana dipesankan oleh beliau, memang benar bahwa bangsa yang besar adalah
bangsa yang mampu menghargai jasa para pahlawannya. Bagaimana tidak, seandainya
bukan karena jasa mereka, tentunya hingga hari ini kita belum mampu menghirup
nafas kemerdekaan. Perjuangan para pahlawan bukanlah sekedar dengan hasrat dan
kata-kata, perjuangan mereka diwarnai dengan penuh duka dan cita. Perjuangan
mereka dipenuhi dengan pengorbanan harta, jiwa dan raga.
Hari
ini, kita merasakan kebebasan dari penjajahan berkat jasa para pahlawan. Oleh
karena itu, sudah selayaknya kita senantisa mengenang jasa mereka. Kisah heroik
mereka, tak akan pernah lekang oleh waktu. Setiap kata-kata perjuangan yang
mereka gelorakan, akan selalu mampu membuat kita tergugah dari jiwa yang lesu.
Kisah perjuangan mereka, sudah selayaknya menjadi tauladan dan pemicu bagi kita
untuk hidup dengan penuh semangat.
“Jangan sanjung aku, tetapi teruskanlah
perjuanganku”.
Begitulah
salah satu pesan yang disampaikan oleh pahlawan nasional kita dari timur
Indonesia, Silas Ayari Donari Papare.
Begitu
singkat, namun memiliki makna yang luas dan mendalam.
Kisah singkat Papua dahulu kala.
Kehidupan
Papua, tidak jauh berbeda dengan wilayah-wialayah Indonesia yang lainnya.
Dahulu kala, Papua tidak lekang dari penjajahan Kolonial Belanda dalam beberapa
waktu yang tidak sebentar. Bahkan, ketika kemerdekaan sudah diraih Indonesia dan
dinyatakan dengan resmi pada tanggal 17 Agustus 1945 pun, Papua masih harus
meneruskan perjuangannya, bangkit dari penjajahan Kolonial Belanda yang tidak
mau beranjak pergi.
Sejak
Proklamasi kemerdekaan, berbagai perjanjian telah disepakati oleh Indonesia
dengan Belanda. Perjanjian Linggarjati misalnya, namun tak mampu ditepati oleh pihak
Belanda. Begitu juga dengan Konferensi Meja Bundar (KMB) yang berlangsung di
Den Haag tahun 1949, yang secara khusus membahas masalah Papua. Belanda
lagi-lagi tak mampu menepati perjanjian yang telah disepakati.
Kala
itu, melihat bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke yang terus bergelora
memperjuangkan kemerdekaan secara penuh
dari penjajahan, ternyata membuat sang kolonialpun khawatir. Belanda menyadari
bahwa ia tak akan mampu selamanya mempertahankan penjajahannya yang saat itu
menduduki wilayah Papua.
Dilandasi
kekhawatiran tersebut, Belanda mulai berfikir untuk segera meninggalkan wilayah
Papua. Namun sayangnya, rencana kepergiannya tanpa diiringi dengan pesaaan yang
ikhlas. Dengan rencana piciknya, Belanda mulai menanamkan benih benalu di Papua.
Sejak saat itulah sejarah terbentuknya negara boneka yang dirancang Belanda
dimulai. Belanda dengan tanpa rasa malu seolah-olah ingin menjadi pahlawan
kesiangan bagi bangsa Papua. Belanda mulai membentuk negara khayalannya di atas
negara yang merdeka. Dengan semua itu, hingga kini dampak negatif dari negara
boneka kahayalan tersebut ternyata berhasil menyisakannya hingga
sekarang. Negara boneka yang dirancang Belanda telah mampu mencuci otak
sekelompok kecil warga Papua untuk meneriakkan kemerdekaan di atas kemerdekaan,
memperjuangkan penghirupan nafas yang bebas di atas melimpah dan segarnya udara
kebebasan di tanah Papua.
Perjuangan Pahlawan Papua Silas Ayari
Donari Papare.
Papua
hari ini, merupakan generasi muda sebagai penerus para pendahulunya. Papua hari
ini, merupakan hasil perjuangan para pahlawannya.
Silas Ayari Donari Papare yang biasa lebih dikenal dengan panggilan Silas Papare, merupakan salah satu
generasi pendahulu sekaligus pahlawan Indonesia khususnya untuk wilayah Papua.
Beliau dilahirkan di Serui, Papua, 18 Desember 1918 dan meniggal di Serui pula
pada tanggal 17 Maret 1978.
Bertolak
dari sejarah singkat Papua yang telah ditulis sebelumnya, telah tercatat dalam
sejarah kegigihan beliau dalam memperjuangkan kemerdekaan Papua. Beliau bersama
para pahlawan, baik yang berasal dari Papua ataupun wilayah Indonesia lainnya,
telah berjuang sekuat tenaga untuk mengusir penjajahan kolonial Belanda yang
tidak rela untuk pergi. Setidaknya, dalam sejarah yang banyak ditulis, beliau
tercatat pernah masuk penjara Belanda karena telah mempengaruhi batalyon Papua
untuk memberontak. Selain itu, beliau juga pernah mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII) dan
Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta pada tahun 1949, dalam upayanya membebaskan
diri sepenuhnya dari penjajahan. Kemudian, beliau juga terkenal dalam
semangatnya untuk mengadakan perang terbuka dengan Belanda kala itu, sebelum
akhirnya Belanda menyatakan siap pergi dari Papua. Pada tahun 1962, beliau juga
tercatat menjadi salah satu perwakilan delegasi Republik Indonesia untuk
penandatanganan penyerahan Papua oleh Belanda, yang pada akhirnya mendapatkan
pernyataan resmi dalam New York Agreement pada tahun 1963,
bahwa Papua merupakan bagian dari Indonesia.
Begitulah
perjuangan salah satu pahlawan kita Silas
Ayari Donari Papare dalam memperjuangkan kemerdekaan Papua dari penjajahan.
Walaupun beliau telah banyak berkorban dan berjasa, namun beliau tidak
mengharapkan apapun dari kita untuk berbalas budi. Dengan penuh makna yang
terkandung, beliau telah menasehati kita dalam ucapannya, “jangan sanjung aku tetapi teruskanlah perjuanganku”.
Dengan
semua itu, marilah kita menyambut ajakan dan permintaan beliau, marilah kita
bersama-sama melanjutkan perjuangan yang telah beliau perjuangkan. Mari kita
makmur dan sejahterakan bangsa Indonesia secara umum, dan Papua secara
khususnya. Mari kita bangun Papua, bukan merusak Papua. Mari kita tanamkan
pemikiran-pemikiran optimis, bukan pemikiran-pemikiran yang merusak dan menghambat
kemajuan Papua. Sudah saatnya kita berusaha dan berkerja bersama-sama
mewujudkan semua itu. Mari kita ajak sebagian kecil saudara-saudara kita yang
masih terinfeksi penyakit negara boneka buatan sang kolonial,
untuk segera sadar dan merapatkan barisan dalam membangun Papua. Penulis yakin,
kitorang (kita orang – bahasa logat Papua) semua bisa mewujudkan semua itu.
Salam
damai untuk Silas Ayari Donari Papare
sang pahlawan Indonesia dari timur yang sudah beristirahat di alam sana. Salam
damai untuk para pecinta Papua dan Indonesia.
http://sejarah.kompasiana.com/2014/09/01/jangan-sanjung-aku-tetapi-teruskanlah-perjuanganku-silas-papare-pahlawan-dari-timur-indonesia-684698.html
0 komentar:
Posting Komentar