Minggu, 14 September 2014

Tak lupa dan kita dapat mengingat kembali anak-anak asli Papua yang  berhasil berprestasi dan memperoleh 4 emas, 5 perak dan 3 perunggu pada ajang Asian Science and Mathematics Olympiad for Primary School (ASMOPS) yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia pada tahun 2011.
Kristian Murib (Wamena), Merlin Kogoya (Tolikara), Kohoin Marandey (Sorong Selatan), dan Ayu Rogi (Waropen) merekalah siswa-siswi SD dari Papua yang meraih medali emas, dan yang memperoleh medali perak yaitu Syors Srefle (Sorong Selatan), Natalisa Dori (Waropen), Nikolaus Taote (Mimika), dan Emon Wakerwa (Tolikara), serta adapun yang memperoleh medali perunggu yaitu Alex Wanimbo (Lani Jaya), Boni Logo (Wamena), dan Ester Aifufu (Sorong Selatan).
Itulah sekilas bukti nyata yang patut diapresiasikan oleh masyarakat Indonesia bahwa anak-anak yang berada di ujung timur Indonesia juga bisa mengharumkan nama bangsa. Walaupun sebagian besar masyarakat yang ada di kota-kota besar  menilai bahwa anak-anak yang berada di Papua masih belum bisa membaca dan menulis, tapi apa yang dipersembahkan oleh 11 anak asli Papua itu dalam ajang ASMOPS memberikan pandangan yang sebaliknya patut untuk kita acungi jempol.
Bukan hanya itu saja, ada 2 orang lagi anak asli Papua yang berbakat dibidang Information and Communication Technology ( ICT) yang menjadi kebanggaan masyarakat asli Papua.
Adapun 2 orang tersebut yaitu Yohana Ykwa dan Albertina Beanal, merekalah yang anak asli Papua yang monorehkan bakatnya di bidang ICT.
Prestasi dari Yohana Ykwa yaitu dia berhasil memperoleh juara 1 dalam Lomba Robot Favorit pada Indonesia Information and Communication Technology Award 2011 (INAICTA). Dia memperoleh penghargaan tingkat nasional untuk produk-produk inovasi terbaik dibidang Information and Communication Tecnology (ICT) yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi pada tahun 2011. Selain itu juga, dia mendapat juara 3 pada Lomba Applicative Robot dalam Indonesia ICT Award (INAICTA), tahun 2011.
Hal yang sama juga terjadi pada Albertina Beanal yang memperoleh juara 1 di tingkat SMP dalam lomba Robot Imagine Ristek 2012 dari Kementerian Riset dan Teknologi, dan juara 1 Lomba Robot Favorit dalam Indonesia Information and Communication Technology Award 2011(INAICTA). Dia juga memperoleh penghargaan tingkat nasional untuk produk-produk inovasi terbaik di bidang Information and Communication Tecnology (ICT) yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi pada tahun 2011. Selain itu, dia juga pernah mendapat juara 3, pada lomba Applicative Robot dalam Indonesia ICT Award (INAICTA), tahun 2011. Dan dia juga mendapat juara Technical Award dalam kategori Creative Robot dalam International Robot Olympiad tahun 2011.
Dengan mengingat prestesi-prestasi yang ditorehkan oleh anak-anak asli Papua tersebut mengajarkan kita anak-anak Papua walaupun berada di ujung timur Indonesia namun tidak mau kalah bersaing dengan anak-anak yang berada di kota-kota besar.
Dengan adanya kemauan dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, maka akan tercipta dan muncul bakat-bakat terpendam yang sebenarnya dimiliki oleh anak-anak asli Papua. Dan itu bukan karena nekat dari mereka, tetapi karena memang bakat yang dimiliki oleh mereka yang sangat berpotensi untuk membawa nama baik Indonesia pada umumnya dan Provinsi Papua pada khususnya sampai ke tingkat Asia.
Prestesi-prestasi dari anak-anak asli Papua tersebut dapat kita jadikan sebagai motivator untuk anak-anak asli Papua saat ini dan mendatang agar dapat memajukan dan mengembangkan Papua khususnya dalam masalah sumber daya manusia.

sumber : http://regional.kompasiana.com/2014/09/15/bukan-nekat-tapi-karena-berbakat-688030.html

0 komentar:

Posting Komentar

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

Followers

Blogger news

Featured Posts Coolbthemes

Video

Popular Posts

Our Facebook Page