Tak lupa dan kita dapat mengingat
kembali anak-anak asli Papua yang berhasil berprestasi dan memperoleh 4 emas, 5 perak
dan 3 perunggu pada ajang Asian Science and Mathematics Olympiad for Primary
School (ASMOPS) yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia pada tahun 2011.
Kristian Murib (Wamena),
Merlin Kogoya (Tolikara), Kohoin Marandey (Sorong Selatan), dan Ayu Rogi
(Waropen) merekalah siswa-siswi SD dari Papua yang meraih medali emas, dan yang
memperoleh medali perak yaitu Syors Srefle (Sorong Selatan), Natalisa Dori
(Waropen), Nikolaus Taote (Mimika), dan Emon Wakerwa (Tolikara), serta adapun
yang memperoleh medali perunggu yaitu Alex Wanimbo (Lani Jaya), Boni Logo
(Wamena), dan Ester Aifufu (Sorong Selatan).
Itulah sekilas bukti nyata
yang patut diapresiasikan oleh masyarakat Indonesia bahwa anak-anak yang berada
di ujung timur Indonesia juga bisa mengharumkan nama bangsa. Walaupun sebagian
besar masyarakat yang ada di kota-kota besar
menilai bahwa anak-anak yang berada di Papua masih belum bisa membaca
dan menulis, tapi apa yang dipersembahkan oleh 11 anak asli Papua itu dalam
ajang ASMOPS memberikan pandangan yang sebaliknya patut untuk kita acungi
jempol.
Bukan hanya itu saja, ada 2
orang lagi anak asli Papua yang berbakat dibidang Information and Communication
Technology ( ICT) yang menjadi kebanggaan masyarakat asli Papua.
Adapun 2 orang tersebut
yaitu Yohana Ykwa dan Albertina Beanal, merekalah yang anak asli Papua yang
monorehkan bakatnya di bidang ICT.
Prestasi dari Yohana Ykwa
yaitu dia berhasil memperoleh juara 1 dalam Lomba Robot Favorit pada Indonesia
Information and Communication Technology Award 2011 (INAICTA). Dia memperoleh penghargaan
tingkat nasional untuk produk-produk inovasi terbaik dibidang Information and
Communication Tecnology (ICT) yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi
dan Informasi pada tahun 2011. Selain itu juga, dia mendapat juara 3 pada Lomba
Applicative Robot dalam Indonesia ICT Award (INAICTA), tahun 2011.
Hal yang sama juga terjadi
pada Albertina Beanal yang memperoleh juara 1 di tingkat SMP dalam lomba Robot
Imagine Ristek 2012 dari Kementerian Riset dan Teknologi, dan juara 1 Lomba
Robot Favorit dalam Indonesia Information and Communication Technology Award
2011(INAICTA). Dia juga memperoleh penghargaan tingkat nasional untuk
produk-produk inovasi terbaik di bidang Information and Communication Tecnology
(ICT) yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi pada tahun
2011. Selain itu, dia juga pernah mendapat juara 3, pada lomba Applicative
Robot dalam Indonesia ICT Award (INAICTA), tahun 2011. Dan dia juga mendapat
juara Technical Award dalam kategori Creative Robot dalam International Robot
Olympiad tahun 2011.
Dengan mengingat
prestesi-prestasi yang ditorehkan oleh anak-anak asli Papua tersebut
mengajarkan kita anak-anak Papua walaupun berada di ujung timur Indonesia namun
tidak mau kalah bersaing dengan anak-anak yang berada di kota-kota besar.
Dengan adanya kemauan dan
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, maka akan tercipta dan muncul bakat-bakat
terpendam yang sebenarnya dimiliki oleh anak-anak asli Papua. Dan itu bukan
karena nekat dari mereka, tetapi karena memang bakat yang dimiliki oleh mereka
yang sangat berpotensi untuk membawa nama baik Indonesia pada umumnya dan
Provinsi Papua pada khususnya sampai ke tingkat Asia.
Prestesi-prestasi dari
anak-anak asli Papua tersebut dapat kita jadikan sebagai motivator untuk
anak-anak asli Papua saat ini dan mendatang agar dapat memajukan dan
mengembangkan Papua khususnya dalam masalah sumber daya manusia.
sumber : http://regional.kompasiana.com/2014/09/15/bukan-nekat-tapi-karena-berbakat-688030.html
0 komentar:
Posting Komentar