Pendeta Socrates Sofyan Yoman, MA, merupakan ketua Umum Gereja Baptis
dan juga sebagai tokoh gereja lokal yang terkenal vokal terhadap sikap
pemerintahan.
Dalam satu pernyataannya yang menanggapi
pendapat tentang Pernyataan keras Pangdam XVII/Cenderawasih Drs, Christian
Zebua, MM, Socratez menjelsakan bahwa “Rakyat harus diberikan kebebasan memilih tanpa rasa takut. Apapun pilihan
itu nantinya, hak pribadi untuk memilih atau tidak itu mutlak ada pada pribadi
setiap individu”.
Sedangkan dalam pernyataan Pangdam, beliau secara tegas
menegaskan bahwa dirinya akan menindak secara tegas Pelaku yang hendak
melakukan pemboikotan Pilpres
karena hal itu merupakan suatu upaya untuk merusak konstitusi NKRI.
Sudah jelas dalam penegasan Pangdam bahwa beliau
menegaskan tentang boikot, dan itu bukan tentang golput seperti maksud dari
pernyataan Socratez yang menanggapi pendapat Pangdam tersebut.
Ini menunjukan bahwa seorang Socratez yang merupakan ketua Umum Gereja Baptis dan juga
sebagai tokoh gereja local tidak mengerti dan tidak bisa memahami arti kata
Bahasa Indonesia yang benar dari penekanan Pangdam XVII/Cenderawasih.
Secara umum, boikot dan golput itu sangat
berbeda. Boikot di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) itu berarti bersekongkol
menolak untuk bekerja sama (berurusan dagang, berbicara, ikut serta, dsb) dalam
hal ini mengenai Pilpres 9 Juli mendatang. Sedangkan untuk golput itu tidak
turut serta dalam pelaksanaan pemilihan presiden atau tidak ikut memilih atas
haknya sendiri.
Didalam penegasan Pangdam, itu ditegaskan
mengenai masalah boikot yaitu berarti secara tidak langsung berupaya untuk
menggagalkan pemilihan presiden 9 Juli 2014 nanti.
Menyikapi permasalahan ini berarti Socratez
itu tidak paham dan tidak mengerti apa yang sampaikan oleh Pangdam
XVII/Cenderawasih. Socratez masih belum menguasai arti dan perbedaan dalam
berbahasa. Selain itu, dengan arti lain bahwa Socratez berupaya untuk
memutarbalikan fakta tentang penegasan Pangdam terhadap masyarakat sehingga
masyarakat menjadi terpengaruh dan takut untuk memilih.
Penegasan Pangdam itu sedah jelas dan itu
tidak ada unsur untuk menakuti masyarakat dalam mengeluarkan suaranya
dipemilihan presiden yang akan datang nanti.
Menurut saya, Socratez harus lebih jeli dalam
menyikapi suatu Bahasa yang dikeluarkan oleh seseorang agar tidak terjadi
kesalahan dalam menyikapi pendapat atau pernyataan seseorang.
0 komentar:
Posting Komentar